Selasa, 02 Juli 2013

8 - Mengapa Korupsi Sulit Diberantas



MENGAPA KORUPSI SULIT DIBERANTAS

Dalam judul tugas saya kali ini, saya sebetulnya bosan mendengar nama ‘korupsi’ karena korupsi nampaknya sudah marak terjadi di Negara kita tercinta ini. Dimulai korupsi dari hal yang kecil sampai korupsi yang termasuk dalam kategori parah seperti memakan uang Negara untuk kepentingan pribadi. Sebetulnya, apa sih itu korupsi? Mengapa korupsi menjamur sekali di Indonesia bahkan seperti sudah menjadi budaya atau tradisi masyarakat kita? Mari kita bahas secara atu-persatu.

Korupsi diambil dari bahasa Latin. Definisi korupsi diambil dari kata corruptio dari kata kerja corrumpere yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Menurut Transparency International¸ korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, yang secara tak wajar dan ilegal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Sedangkan dari sudut pandang hukum, perbuatan korupsi mencakup unsur-unsur melanggar hukum yang berlaku, penyalahgunaan wewenang, merugikan negara, memperkaya pribadi atau diri sendiri.

Bicara masalah korupsi di Negara kita tidak akan pernah ada habisnya. Diperdebatkan pun yang ada malah timbul masalah baru. Terkadang saya malas untuk menonton berita di televisi karena masalahnya “itu-itu saja”. Apa masalahnya? Korupsi. Ya korupsi yang dilakukan oleh koruptor. Setiap ganti channel lain pun beritanya sama saja yaitu membahas pejabat Negara yang melakukan suap-menyuap. Korupsi merupakan rantai kejahatan yang panjang, akibatnya sulit untuk mencari alat bukti guna mengusut atau menuntaskan kasus korupsi. Selain itu, Locus dilicti (tempat dan lokasi kejadian) dalam kasus korupsi terkadang bersifat lintas negara. Apalagi, alat atau sarana kejahatan semakin canggih.

Kasus korupsi di Indonesia sangat sulit untuk diungkap juga karena kasus korupsi itu terkadang melibatkan banyak pihak dan berbelit. "Korupsi di Indonesia ibarat gunung es, hanya kelihatan atasnya saja. Apa yang salah di republik ini? Semakin dibongkar korupsi ini semakin banyak. Tindakan korupsi di Indonesia dilakukan secara sistematis oleh oknum-oknum pejabat, karena itu upaya pemberantasan sangat sulit dilakukan. Tindakan korupsi yang dilakukan para oknum pejabat sudah ada sejak zaman Orde Baru, namun saat itu tidak ada yang berani mengungkap karena kediktatoran pemimpin pada saat itu sehingga negara terbelenggu oleh kekuasaan. Jika penegak hukum lemah memberikan hukuman, kata dia, maka para koruptor tidak akan merasa jera. Bahkan bisa saja mereka berbuat yang lebih besar lagi.

Jika penegak hukum lemah memberikan hukuman, kata dia, maka para koruptor tidak akan merasa jera. Bahkan bisa saja mereka berbuat yang lebih besar lagi. Menurut saya hukum di Indonesia kurang tegas dan kurang mengancam. Karena dilihat dari kejadian yang ada, para koruptor yang sudah ditindaklanjuti hanya dihukum beberapa tahun penjara dan dengan mudah keluar belum lagi fasilitas yang mereka nikmati selagi di dalam penjara layaknya hotel berbintang. Bagaimana orang tidak tergiur untuk berkorupsi jika kejadiannya seperti itu? Mereka mendapatkan keuntungan yang sangat berlipat sedangkan masyarakat di luar sana menjerit akibat perbuatan manusia-manusia yang tidak bertanggungjawab yang mementingkan diri sendiri. Bagaimana jika peraturan di Indonesia jika ada yang ketahuan korupsi diberi hukuman mati saja agar mereka kapok dan musnah, tidak menyusahkan masyarakat lagi.

Tidak perlu dibicarakan lagi, dampak apa saja yang ditimbulkan dengan adanya korupsi. Uang Negara yang seharusnya digunakan untuk mensejahterakan masayarakat malah digunakan untuk memperkaya diri sendiri.

Mengapa korupsi di Indonesia sulit diberantas? Ya karena masalah korupsi ini sudah mengakar dan mendarah daging di kehidupan para petinggi Negara saat ini. Mereka yang sangat mengagungkan ‘uang’ seperti lupa bahwa itu bukan haknya untuk dinikmati. Saya sungguh miris melihat keadaan Negara tercinta ini keadaannya menjadi parah dikarenakan masalah korupsi. 

Jika sudah seperti ini, siapa yang bisa disalahkan? Presiden? MPR? DPR? Menteri-menteri? Atau masyarakat? Siapa yang akan mempertanggungjawabkan? Siapa yang akan membenahi Negara kita kembali seperti sediakala? Biarlah pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi sebuah pertanyaan yang mainstream untuk didengar dengan jawaban yang entah kapan bisa terjawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar